Rabu, 30 April 2014

Bisnis Saya

Testimonial dari pelanggan yang sudah percaya dengan produk kami :










Terima kasih saya ucapkan kepada sista-sista yang sudah mempercayai produk kami.
Jika anda berminat silahkan hubungi 085649770507
Facebook : https://www.facebook.com/groups/Beauty.sc24/?fref=ts

Bisnis Saya



Bukan hanya untuk remaja saja looo . . Buat ibu-ibu dirumah juga bisa biar suami nempel terus. biar nggak keluar flek-flek hitam diwajah akibat kulit yang menua. Disini saya hanya memberikan solusi yang tepat, aman dan tidak menimbulkan efek apapun. kulit dijamin tidak mengelupas. Untuk daerah jember kota free ongkir. Luar kota dikenai biaya pengiriman.
Jika anda berminat silahkan hubungi 085649770507
facebook : https://www.facebook.com/groups/Beauty.sc24/?fref=ts

Bisnis Saya



Produk Beauty Skin Care terdiri dari beauty withening face adalah produk yang sangat cocok untuk kulit yang berjerawat dan kusam. sedangkan beauty body withening adalah produk yang sangat cocok untuk membuat kulit menjadi bersih berseri dan putih. Bagi anda yang ingin membeli produk ini di area jember kota silahkan tanpa biaya pengiriman. Namun jika anda berada di luar kota anda dikenakan biaya pengiriman. pengiriman bisa dilakukan melalui JNE.

Nomor yang bisa dihubungi untuk membeli produk ini adalah 085649770507
Facebook : https://www.facebook.com/groups/Beauty.sc24/

Krisis Ekonomi Indonesia


 
KRISIS EKONOMI INDONESIA
·         Pengertian Krisis Ekonomi
Krisis ekonomi ialah istilah yang digunakan pada bidang ekonomi dan mengacu pada perubahan drastis pada perekonomian. Perubahan ekonomi yang terjadi secara cepat tersebut mengarah pada turunnya nilai tukar mata uang dan harga kebutuhan pokok yang semakin tinggi. Krisis ekonomi dapat melanda suatu negara apabila perubahan perekonomian sudah tidak dapat dibendung lagi. Penyebab krisis ialah :
1.      Tidak sehatnya lembaga keuangan non bank, karena banyaknya penggunaan modal LN (cap inflow) jangka pendek untuk membiayai boom investasi yang berorientasi domestik.
2.      Berkurangnya kepercayaan investor terhadap prospek dan kemampuan ekonomi thailand dalam menangani defisit transaksi berjalan yang besar dan semakin besar.
Krisis ekonomi 1998 adalah krisis yang telah memukul sistem ekonomi di Asia terutama Asia Tenggara dan Korea Selatan. Krisis ini diawali dengan tingginya pinjaman dollar dari Negara seperti Thailand, Indonesia, dan Korea Selatan. Hal tersebut meningkatkan resiko mata uang (currency risk) pada sektor keuangan dan perusahaan di Negara tersebut. Hal ini terbukti, diawali dengan adanya spekulasi besar2an terhadap mata uang bath. Dimana hedge fund amerika yang dulunya memegang bath melepas senilai $400 juta mata uang Thailand tersebut pada tahun 1996. Hedge fund amerika melepas bathnya karena kehilangan kepercayaan dalam keamanan di Asia Timur. Langkah hedge fund di Thailand akhirnya merembet ke Indonesia.
Tahun 1998 menjadi saksi bagi tragedi perekonomian bangsa. Keadaannya berlangsung sangat tragis dan tercatat sebagai periode paling suram dalam sejarah perekonomian Indonesia. Mungkin dia (Krisis Ekonomi) akan selalu diingat, sebagaimana kita selalu mengingat black Tuesday yang menandai awal resesi ekonomi dunia tanggal 29 Oktober 1929 yang juga disebut sebagai malaise. Hanya dalam waktu setahun, perubahan dramatis terjadi. Prestasi ekonomi yang dicapai dalam dua dekade, tenggelam begitu saja. Dia juga sekaligus membalikkan semua bayangan indah dan cerah di depan mata menyongsong milenium ketiga.
Selama periode sembilan bulan pertama 1998, tak lain lagi merupakan periode paling hiruk pikuk dalam perekonomian. Krisis yang sudah berjalan enam bulan selama tahun 1997, berkembang semakin buruk dalam tempo cepat. Dampak krisis pun mulai dirasakan secara nyata oleh masyarakat maupun di dunia usaha.
Dana Moneter Internasional (IMF) mulai turun tangan sejak Oktober 1997, namun terbukti tidak bisa segera memperbaiki stabilitas ekonomi dan rupiah. Bahkan situasi seperti lepas kendali, bagai layang-layang yang putus talinya. Krisis ekonomi Indonesia bahkan tercatat sebagai yang terparah di Asia Tenggara.
Salah satu contoh dampak yang ditimbulkan dari adanya krisis ekonomi tahun 1998 adalah ketika thailand megambangkan baht, Otoritas Moneter Indonesia melebarkan jalur perdagangan dari 8 persen ke 12 persen. Rupiah mulai terserang kuat di Agustus. Pada 14 Agustus 1997, pertukaran floating teratur ditukar dengan pertukaran floating-bebas. Rupiah jatuh lebih dalam. IMF datang dengan paket bantuan 23 milyar dolar, tapi rupiah jatuh lebih dalam lagi karena ketakutan dari hutang perusahaan, penjualan rupiah, permintaan dolar yang kuat. Rupiah dan Bursa Saham Jakarta menyentuh titik terendah pada bulan September. Moody’s menurunkan hutang jangka panjang Indonesia menjadi “junk bond”.
Faktor-faktor  penyebab krisis ekonomi yang berkepanjangan di Indonesia,  antara lain di sebabkan:
·         Krisis Ekonomi Periode I (Juli 1997 s/d bulan Oktober 1999).
1.      Krisis kepercayaan terhadap uang rupiah di mana masyarakat lebih mempercayai  US dollar daripada rupiah dan akibatnya mereka berlomba-lomba menukar uang rupiahnya ke mata uang US dollar. Hal ini disebabkan antara lain kurang transparansinya pihak pemerintah dalam mengelola keuangan negara. Perlunya transparansi dalam konteks penggunaan anggaran belanja negara sangat diperlukan sehingga mendapat kepercayaan dari masyarakat. Kita tidak akan mendapat kepercayaan bila tida ada transparansi. Lebih cepat tindakan diambil akan lebih cepat pula kita menuai buah usaha kita.
2.      Krisis rupiah yang semula hanya bersifat kejutan dari luar (external shock) telah meluas menjadi krisis ekonomi yang berakibat luas, baik terhadap perusahaan maupun rumah tangga. Fondasi perekonomian Indonesia yang semula dianggap kuat ternyata tidak menunjukkan ketahanan menghadapi permasalahan akibat krisis nilai rupiah terhadap US dollar. Dari krisis ini tampak betapa secara struktural modal swasta berskala besar sangat lemah sebagaimana diperlihatkan oleh besarnya hutang dan lemahnya daya saing  di pasar yang semakin terbuka. Pemerintah pun tidak mempunyai kewibawaan yang memadai dalam mengatasi krisis ini.  Melemahnya nilai tukar Rupiah terhadap US dollar berdampak luas, karena otoritas moneter juga melakukan kebijaksanaan uang ketat.  Akibatnya, baik pengusaha maupun rumah-tangga terkena dua-kali pukulan. Pukulan dari melemahnya Rupiah dan pukulan akibat langkanya Rupiah.
3.      Akibat Peraturan Pemerintah yang dikenal dengan Paket Oktober 1988 yang memungkinkan seseorang dengan modal Rp. 10.000.000.000,- dapat mendirikan bank berdampak buruk akibat kurang pengawasan dari Bank Indonesia.  Bank Indonesia  tidak atau terlambat men-deteksi pelanggaran yang dilakukan oleh bank-bank Swasta. Hal ini disebabkan karena ketidak-siapan aparat dan sistim dalam mengawasi ratusan bank yang bermunculan dengan cepat.  Bank Indonesia kemungkinan tak berani mengambil tindakan tegas karena pemiliknya punya akses kuat kepada kekuasaan. Di samping itu bank swasta banyak menyelewengkan dana-dana yang diterima dari  Bank Indonesia maupun dana-dana yang diterima dari masyarakat. Bank swasta banyak melakukan pelanggaran antara lain dengan menyalurkan kredit bank kepada grupnya sendiri atau anak perusahaan dari pemilik bank itu sendiri, antara lain disalurkan kepada usaha Real-Estate (perumahan mewah), pembangunan gedung-gedung bertingkat mewah, mendirikan super-market dan lain sebagainya yang tidak menyentuh kepentingan masyarakat banyak, akibatnya penyalahgunaan kredit yang sebagian besar digunakan untuk kepentingan pribadi dan ada juga yang di investasikan di luar negeri akhirnya bank swasta tersebut tidak mampu mengangsur cicilan kreditnya kepada bank penyalur kredit cq Bank Pemerintah/BI. Untuk mengatasi hal tersebut  Pemerintah atas desakan IMF sebagai pra-syarat bantuan IMF kepada Indonesia, Pemerintah Indonesia telah melikuidasi 16 bank swasta.  Pemerintah Indonesia juga  melakukan merger di antara bank-bank Pemerintah sendiri agar bank Pemerintah bertambah kuat dan solid.
4.      Hutang luar negeri swasta berjangka pendek yang akan jatuh tempo pada bulan Maret 1998, telah mencapai US$. 9,6 milyard, meliputi hutang pokok dan pinjaman. Posisi hutang luar negeri yang ditanggung oleh perusahaan swasta itu merupakan bagian hutang luar negeri swasta sebesar US$ 65 milyard dari total pinjaman luar negeri Indonesia sebesar US$ 117,3 milyard per September 1997.  Jadi sekitar 50% atau US$ 32,5 milyard hutang swasta dikategorikan hutang berjangka pendek, termasuk surat berharga komersial.  Diperkirakan, hutang swasta yang jatuh tempo rata-rata mencapai US$ 2,708 milyard per bulan, jumlah yang tentunya sangat membebani neraca pembayaran hutang ini jugalah yang menyebabkan kelangkaan Dollar.  Perkembangannya bukan lagi apakah pinjaman swasta tersebut berjangka pendek, menengah atau panjang.  Namun Bank Indonesia harus mendapat kepastian seberapa banyak sektor swasta akan segera memenuhi hutang luar negerinya. Kewaspadaan terhadap pinjaman komersial luar negeri sektor swasta penting dilakukan, minimal menyangkut dua hal. Pertama, adanya kecenderungan yang terus meningkat dalam dua tahun terakhir dan kedua adanya kekurangan data dari Pemerintah dalam mendapatkan angka jumlah hutang sektor swasta.  Bahkan diperkirakan merosotnya nilai tukar Rupiah antara lain disebabkan oleh terus membengkaknya hutang luar negeri yang ditanggung swasta, sehingga begitu kewajiban untuk membayar hutang luar negeri yang jatuh tempo, sementara pada saat yang sama kondisi moneter di dalam negeri sedang kacau, maka kesulitan langsung membelit mereka (AD.Uphadi Media Indonesia, 4 Desember 1997).Disarankan untuk menanggulangi hutang luar negeri swasta agar diselesaikan oleh mereka sendiri. Pemerintah hanya sekedar memantau saja. 
5.      Adanya kolusi antara  Bank Indonesia dengan para pemilik Bank swasta dalam hal pemberian dana segar kepada pemilik bank swasta yang berlebih-lebihan tanpa memperhitungkan bank swasta itu sehat atau tidak menambah meningkatnya krisis ekonomi dan krisis kepercayaan. Seyogyanya kasus Bapindo (Bank Pembangunan Indonesia) yang dikenal dengan kasus Edy Tamsil menjadi pelajaran yang pahit agar tidak terulang malah korupsi model Edy Tamsil dikembangkan semakin canggih oleh para koruptor di dunia perbankan. Krisis perekonomian Indonesia lebih diperparah dengan diberikannya dana Bantuan Likuidasi Bank Indonesia (BLBI) terhadap bank-bank swasta yang kental dengan aroma KKN.
6.      Adanya pelarian modal investasi khususnya yang berasal dari dana BLBI dalam bentuk US dollar oleh para konglomerat Indonesia ke luar negeri juga menambah memperburuk-nya perekonomian Indonesia.
7.      Menurunnya nilai mata-uang Asia terhadap US dollar sekitar bulan Juli 1997 sampai dengan bulan Desember 1997 seperti Baht Thayland, Won Korea Selatan, Ringgit Malaysia, Peso Philippina, Dollar Taiwan, Dollar Singapore, Rupee India, turut-serta secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi nilai tukar Rupiah terhadap US dollar.
·         Krisis Ekonomi Periode ke II (Oktober 1999 s/d sekarang)
1.      Pernyataan Presiden Abdurrahman Wahid  bahwa apabila Memorandum II dikeluarkan  akan terjadi “pemberontakkan nasional” dan  bahwa lima daerah akan merdeka termasuk Madura, serta bangsa Indonesia akan pecah apabila dirinya mengundurkan diri/berhenti sebagai Presiden. Pernyataan ini menimbulkan rasa ketakutan dari para pelaku bisnis dan masyarakat akibatnya nilai kurs rupiah terhadap US dollar menurun tajam mendekati US $ 1 = Rp. 12.000,-
2.      Pemerintah terkesan ragu-ragu memberantas KKN, khususnya kepada para konglomerat penerima dana BLBI yang sampai sekarang belum diambil tindakan-tindakan kepada Marimuntu Sinivasan (Group Texmaco), Syamsul Nursalim dan  Prajogo Pangestu. Padahal bukti-bukti yang bersangkutan merugikan keuangan negara sudah jelas. Alih-alih merasa bersalah malah ada dari anak perusahaan yang bersangkutan mengajukan kredit tambahan modal kepada bank pemerintah dengan alasan agar perusahaannya tetap jalan dan ribuan karyawannya dapat tetap bekerja. Rupanya korupsi model Edy Tamsil betul-betul di manfaatkan untuk mengeruk uang Negara melalui perbankan . 
3.      Hasil Audit Badan Pemeriksaan Keuangan (BPK) terhadap penggunaan APBN Tahun Angaran 2000. Lembaga ini menemukan penyelewengan  dana senilai Rp. 8,5 triliun dengan 925 penyimpangan. Dan pada tahun anggaran sebelumnya ditemukan penyelewengan senilai Rp. 3,87 triliun dengan 834 penyimpangan Yang lebih mengejutkan lagi dari Audit BPK Tahun Anggaran 2000 penyimpangan di Sekretariat. Negara dan Sekretariat Kepresidenan masing-masing sebesar 50,82 % dan 57,93 %. Sementara di Departemen Kehakiman  dan HAM  sebesar 57,01 %. Ini sungguh luar biasa. Lembaga-lembaga yang mestinya memberi contoh efisiensi ternyata telah menjadi kampiun dalam penyimpangan uang negara. (Sumber: Media Indonesia, 23 Februari 2001). Hal ini  menambah ketidakpercayaan rakyat terhadap pemerintahan Presiden Abdurrahman Wahid.
4.      KKN belum sepenuhnya diberantas dan malah sekarang terkesan tambah meningkat dan menjamur.
5.      Stabilitas politik dan keamanan yang tidak kondusif  akibat hubungan eksekutif dan legislatif memburuk, adanya gerakan-gerakan separatis (GAM), OPM, Front Kedaulatan Maluku (RMS), konflik antar suku masih berlanjut,  kriminalitas melonjak, orang makin sadis, pro dan kontra presiden Gus Dur kian sengit, hubungan dengan IMF tersendat, investor berlarian ke negara lain, hal-hal ini lebih memperparah keterpurukan perekonomian Indonesia.
6.      Menurunnya legitimasi Pemerintahan Gus Dur.
7.      Kita mendukung usaha-usaha Gus Dur untuk memberantas KKN terhadap mantan pejabat-pejabat negara masa Orde Baru asal fair dan cukup bukti untuk segera diperiksa dan di diadili di Pengadilan Negeri. Akan lebih arif apabila Pemerintahan Gus Dur memberikan prioritas utama menangkap dan menyeret ke Pengadilan para pelaku koruptor penerima dana BLBI dan para pejabat Bank atau siapa saja yang terkait dan terbukti melakukan KKN dalam penyaluran dana BLBI. Tapi kenyataannya alih-alih para tersangka BLBI dihadapkan ke Pengadilan malah para tersangka tersebut dilepas dan dijadikan  tahanan rumah yaitu antara lain mantan Preskom Bank Moderen Samadikun Hartono dan mantan Presdir Bank Umum Nasional Kaharuddin Ongko.

2.2 4 Penyebab Krisis Ekonomi Indonesia tahun 1997-1998 :
1.   Yang pertama, stok hutang luar negeri swasta yang sangat besar dan umumnya berjangka pendek, telah menciptakan kondisi bagi “ketidakstabilan”. Hal ini diperburuk oleh rasa percaya diri yang berlebihan, bahkan cenderung mengabaikan, dari para menteri di bidang ekonomi maupun masyarakat perbankan sendiri menghadapi besarnya serta persyaratan hutang swasta tersebut.  Pemerintah selama ini selalu ekstra hati-hati dalam mengelola hutang pemerintah (atau hutang publik lainnya), dan senantiasa menjaganya dalam batas-batas yang dapat tertangani (manageable). Akan tetapi untuk hutang yang dibuat oleh sektor swasta Indonesia, pemerintah sama sekali tidak memiliki mekanisme pengawasan. Setelah krisis berlangsung, barulah disadari bahwa hutang swasta tersebut benar -benar menjadi masalah yang serius. Antara tahun 1992 sampai dengan bulan Juli 1997, 85% dari penambahan hutang luar negeri Indonesia berasal dari pinjaman swasta (World Bank, 1998). Hal ini mirip dengan yang terjadi di negara-negara lain di Asia yang dilanda krisis. Dalam banyak hal, boleh dikatakan bahwa negara telah menjadi korban dari keberhasilannya sendiri. Mengapa demikian? Karena kreditur asing tentu bersemangat meminjamkan modalnya kepada perusahaan-perusahaan (swasta) di negara yang memiliki inflasi rendah, memiliki surplus anggaran, mempunyai tenaga kerja terdidik dalam jumlah besar, memiliki sarana dan prasarana yang memadai, dan menjalankan sistem perdagangan terbuka.
Daya tarik dari “dynamic economies’” ini telah menyebabkan net capital inflows atau arus modal masuk (yang meliputi hutang jangka panjang, penanaman modal asing, dan equity purchases) ke wilayah Asia Pasifik meningkat dari US$25 milyar pada tahun 1990 menjadi lebih dari US$110 milyar pada tahun 1996 (Greenspan 1997). Sayangnya, banyaknya modal yang masuk tersebut tidak cukup dimanfaatkan untuk sektor-sektor yang produktif, seperti pertanian atau industri, tetapi justru masuk ke pembiayaan konsumsi, pasar modal, dan khusus bagi Indonesia dan Thailand, ke sektor perumahan (real estate). Di sektor-sektor ini memang terjadi ledakan (boom) karena sebagian dipengaruhi oleh arus modal masuk tadi, tetapi sebaliknya kinerja ekspor yang selama ini menjadi andalan ekonomi
nasional justru mengalami perlambatan, akibat apresiasi nilai tukar yang terjadi, antara lain, karena derasnya arus modal yang masuk itu.
Selain itu, hutang swasta tersebut banyak yang tidak dilandasi oleh kelayakan ekonomi, tetapi lebih mengandalkan koneksi politik, dan seakan didukung oleh persepsi bahwa negara akan ikut menanggung biaya apabila kelak terjadi kegagalan. Lembaga keuangan membuat pinjaman atas dasar perhitungan aset yang telah “digelembungkan” yang pada gilirannya mendorong lagi terjadinya apresiasi lebih lanjut (Kelly and Olds 1999). Ini adalah akibat dari sistem yang sering disebut sebagai “crony capitalism”. Moral hazarddan penggelembungan aset tersebut, seperti dijelaskan oleh Krugman (1998), adalah suatu strategi “kalau untung aku yang ambil, kalau rugi bukan aku yang tanggung (heads I win tails somebody else loses)”. Di tengah pusaran (virtous circle) yang semakin hari makin membesar ini, lembaga keuangan meminjam US dollar, tetapi menyalurkan pinjamannya dalam kurs lokal (Radelet and Sachs 1998). Yang ikut memperburuk keadaan adalah batas waktu pinjaman (maturity) hutang swasta tersebut rata-rata makin pendek. Pada saat krisis terjadi, rata-rata batas waktu pinjaman sektor swasta adalah 18 bulan, dan menjelang Desember 1997 jumlah hutang yang harus dilunasi dalam tempo kurang dari satu tahun adalah sebesar US$20,7 milyar (World Bank 1998).
2. Yang kedua, dan terkait erat dengan masalah di atas, adalah banyaknya kelemahan dalam sistem perbankan di Indonesia. Dengan kelemahan sistemik perbankan tersebut, masalah hutang swasta eksternal langsung beralih menjadi masalah perbankan dalam negeri. Ketika liberalisasi sistem perbankan diberlakukan pada pertengahan tahun 1980-an, mekanisme pengendalian dan pengawasan dari pemerintah tidak efektif dan tidak mampu mengikuti cepatnya pertumbuhan sektor perbankan. Yang lebih parah, hampir tidak ada penegakan hukum terhadap bank-bank yang melanggar ketentuan, khususnya dalam kasus peminjaman ke kelompok bisnisnya sendiri, konsentrasi pinjaman pada pihak tertentu, dan pelanggaran kriteria layak kredit. Pada waktu yang bersamaan banyak sekali bank yang sesunguhnya tidak bermodal cukup (undercapitalized) atau kekurangan modal, tetapi tetap dibiarkan beroperasi.Semua ini berarti, ketika nilai rupiah mulai terdepresiasi, sistem perbankan tidak mampu menempatkan dirinya sebagai “peredam kerusakan”, tetapi justru menjadi korban langsung akibat neracanya yang tidak sehat.
3. Yang ketiga, sejalan dengan makin tidak jelasnya arah perubahan politik, maka isu tentang pemerintahan otomatis berkembang menjadi persoalan ekonomi pula.  Hill (1999) menulis bahwa banyaknya pihak yang memiliki vested interest dengan intrik-intrik politiknya yang menyebar ke mana-mana telah menghambat atau menghalangi gerak pemerintah, untuk mengambil tindakan tegas di tengah krisis. Jauh sebelum krisis terjadi, investor asing dan pelaku bisnis yang bergerak di Indonesia selalu mengeluhkan kurangnya transparansi, dan lemahnya perlindungan maupun kepastian hukum. Persoalan ini sering dikaitkan dengan tingginya “biaya siluman” yang harus dikeluarkan bila orang melakukan kegiatan bisnis di sini. Anehnya, selama Indonesia menikmati economic boom persepsi negatif tersebut tidak terlalu menghambat ekonomi Indonesia. Akan tetapi begitu krisis menghantam, maka segala kelemahan itu muncul menjadi penghalang bagi pemerintah untuk mampu mengendalikan krisis. Masalah ini pulalah yang mengurangi kemampuan kelembagaan pemerintah untuk bertindak cepat, adil, dan efektif. Akhirnya semua itu berkembang menjadi “krisis kepercayaan” yang ternyata menjadi penyebab paling utama dari segala masalah ekonomi yang dihadapi pada waktu itu. Akibat krisis kepercayaan itu, modal yang dibawa lari ke luar tidak kunjung kembali, apalagi modal baru.
4.  Yang keempat, perkembangan situasi politik telah makin menghangat akibat krisis ekonomi, dan pada gilirannya memberbesar dampak krisis ekonomi itu sendiri
2.3 USAHA-USAHA MENGATASI KRISIS EKONOMI
1.      Transparansi Pemerintah dalam konteks penggunaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara sangat diperlukan agar mendapat kepercayaan  masyarakat.
2.      Meningkatkan accountability pengelolaan sumber-sumber pendanaan termasuk dana di luar Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
3.      Meningkatkan export non-migas dan membatasi habis-habisan import barang-barang konsumtif termasuk mobil-mobil mewah yang sekarang ini malah diijinkan untuk di import. Hal ini seyogyanya dilarang.
4.      Pemerintah harus berusaha mengembalikan kepercayaan masyarakat kepada mata uang Rupiah dan kepercayaan kepada bank-bank swasta yang dikelola dengan baik. Hal ini memang tidak mudah tetapi harus dimulai selangkah demi selangkah.
5.      Tabungan Nasional harus  digalakkan dan semua pihak harus mengetatkan ikat pingang khususnya kepada para pejabat Negara/pejabat Aparatur Pemerintah agar mempunyai rasa keprihatinan atas situasi multi krisis yang dihadapi bangsa dan Negara Indonesia dewasa ini. Hindarilah pemikiran mumpungisme di kalangan para pejabat Pemerintah. Utamakanlah kepentingan bangsa dan Negara daripada kepentingan pribadi atau golongan.
6.      Pemerintah dalam hal ini Bank Indonesia seyogyanya memonitor dan mengawasi secara ketat Bank-bank Swasta agar tidak melakukan kecurangan-kecurangan dalam mengelola dana-dana yang diterima, baik dari Pemerintah maupun dari Masyarakat.
7.      Indonesia dengan jumlah penduduk  lebih 200 juta orang, rakyatnya lebih memerlukan terpenuhinya sandang pangan untuk keperluan sehari-hari dari pada barang-barang import untuk keperluan konsumtif. Seyogyanya Pemerintah Indonesia mengatasi krisis ekonomi dewasa ini lebih meningkatkan hasil produksi pertanian, perkebunan, dan peternakan rakyat dengan jalan memberikan subsidi atau kredit langsung kepada pengusaha kecil maupun penyalurannya melalui Koperasi Unit Desa (KUD). Tidak sebaliknya disalurkan kepada para pengusaha besar / konglomerat yang selalu mempunyai masalah kredit macet. Apabila hal ini dilakukan berarti Pemerintah turut serta memperkokoh fondasi perekonomian yang langsung menyentuh kepentingan sebagian besar penduduk Indonesia. Pada masa orde baru umumnya kredit Pemerintah diberikan kepada hanya segelintir pengusaha besar (konglomerat) yang pada umumnya kredit itu dipergunakan untuk kepentingan kelompok/group perusahaannya sendiri ( termasuk hutangnya dari luar negeri ) yang umumnya dipergunakan untuk membangun hotel-hotel bintang lima, tourism-resort, mall/supermaket, gedung-gedung apartemen mewah,  perumahan-perumahan mewah, pembangunan lapangan-lapangan golf dan lain sebagainya. Kesemua pembangunan tersebut samasekali tidak menyentuh kepentingan rakyat banyak. Krisis moneter  antara lain diakibatkan oleh besarnya hutang-hutang luar negeri swasta tersebut, dampaknya berakibat menimbulkan penderitaan rakyat Indonesia. Hal ini seyogyanya jangan terjadi lagi karena lebih dari 90 % rakyat Indonesia tidak membutuhkan mata uang dollar untuk keperluan hidup sehari-hari.
8.      Indonesia adalah negara kepulauan, karena itu seyogyanya Pemerintah menggalakkan pembangunan kapal-kapal inter-insuler (antar pulau) dari pada membangun industri pesawat terbang dan proyek-proyek mercusuar lainnya yang tidak menyentuh kepentingan rakyat banyak.
9.      Proyek-proyek pembangunan yang menyentuh kepentingan rakyat banyak seperti pembangunan pabrik semen, pabrik textil, makanan, farmasi, listrik dan tilpun masuk desa, irigasi dan lain sebagainya agar terus dilanjutkan.
10.  Untuk mengatasi masalah perbankan nasional, merger bank adalah jalan terbaik. Kemelut yang dihadapi perbankan nasional saat ini lebih baik dihadapi dengan merger daripada dengan penurunan rasio kecukupan modal (CAR = Capital Adequate Ratio). Sebab apabila dilakukan pelanggaran CAR hanyalah untuk kepentingan sesaat yang berakibat bank kurang kompetitif disamping memunculkan spekulasi rekap kedua.
11.  Peringatan IMF atas bahaya defisit APBN harus dicermati secara seksama. Konsep Pemerintah untuk mengambil langkah-langkah dalam mengatasi defisit APBN 2001 antara lain: Peningkatan PPh antara Rp. 20-30 T, Penarikan dana perimbangan antara   Rp. 10-20 T, Pencabutan subsidi BBM Rp. 5 T, Penggenjotan pemasukan dari BUMN dan BPPN sebesar Rp. 33 T, dan Penurunan porsi pembiayaan proyek pemerintah sebesar    Rp. 19 T. Langkah-langkah ini apabila berhasil dilakukan Pemerintah dapat menekan defisit anggaran walaupun bersifat sementara .
12.  Bank Indonesia dan bank-bank Pemerintah lainnya hendaknya selektif dan ekstra hati-hati dalam menyalurkan kredit/penambahan modal kepada para pengusaha/konglomerat. Apalagi kalau jelas-jelas diketahui bahwa para pengusaha/konglomerat tersebut bermasalah dan diduga turut serta terlibat dalam penyalahgunaan dana BLBI. Bank  Indonesia/bank Pemerintah harus bertanggung jawab atas penyaluran kredit. Apabila ada  indikasi penyalahgunaan kredit bank (kredit macet) maka ke dua pihak baik penyalur maupun penerima kredit ke dua-duanya harus ditindak tegas sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku.
13.  Pemerintah  hendaknya bertindak lebih tegas terhadap oknum-oknum pejabat dan para pelaku bisnis  apabila mereka terbukti melakukan korupsi  terhadap keuangan negara, pengadilan hendaknya tidak ragu-ragu  memberikan hukuman yang seberat-beratnya, termasuk hukuman seumur hidup atau hukuman mati kepada para pelaku mega korupsi. Hukuman mati kepada pelaku mega korupsi diperlukan sebagai shock terapi dalam mengatasi masalah korupsi yang sekarang menjamur di Indonesia. Sumber dari krisis ekonomi yang berkepanjangan adalah diakibatkan karena pemerintah sampai saat ini belum berhasil membersihkan  KKN.


Sejarah Pemikiran Ekonomi

TUGAS SEJARAH PEMIKIRAN EKONOMI
RESUME
MAZHAB SOSIALIS DAN MAZHAB KAPITALIS

 





Oleh :
NUR UMAHATUL QOMARIAH
110810101054



ILMU EKONOMI STUDI PEMBANGUNAN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS JEMBER



MAZHAB SOSIALIS DAN MAZHAB KAPITALIS
1.      Pemikiran Ekonomi Sosialis
Pemikiran-pemikiran ekonomi sosialis dapat dikelompokan menjadi :
a.       Pemikiran Sosialis Sebelum Marx
·         Pengertian Sosialisme/ Komunisme
Istilah sosialisme biasa digunakan untuk menunjukan sistem ekonomi, untuk menunjukan falsafah, ideologi, cita-cita, ajaran-ajaran atau gerakan. Menurut Mill, yang dimaksudkan sebagai sosialisme (seperti yang ia akui terhadap dirinya) adalah kegiatan menolong orang-orang yang tidak beruntung atau tertindas sesedikit mungkin tergantung dari bantuan pemerintah. Dari beberapa pemikiran, awalnya sosialisme dimaksudkan untuk menunjukan system-sistem kepemilikan dan pemanfaatan sumber-sumber produksi (selain labor) secara kolektif (whittaker, 1960). Istilah sosialisme sering dipakai bergantian dengan istilah komunisme. Namun beberapa pakar melihat ada perbedaan diantara keduanya, meskipun tidak bersifat prinsip. Menurut Brinton (1981), komunisme adalah sosialisme yang revolusioner (Nhat Deliarnov, 1997). Aliran sosialisme sebelum Marx (yang lebih bersifat utopis) sering dikelompokkan sebagai aliran sosialis, sedangkan sosialisme yang dikembangkan oleh Marx digolongkan ke dalam bentuk komunisme. Cara lain menamakan sosialisme Marx adalah Marxisme.
·         Sosialisme Utovis
Kata utopia berasal dari sebuah karangan Thomas moore yang terbit tahun 1516 di Inggris. Utopia sebagai nama pulau yang aman dan tentram, dipulau itu tidak lagi milik pribadi, kewajiban belajar dilakukan, kebebasan beragama, pria dan wanita harus bekerja dan jam kerja yang relatif pendek. Pemikiran sosialis utopis ini bukanlah berasal dari pengarang roman, tetapi sebenarnya sudah ada sejak jaman Plato. Aliran ini tidak banyak mendapat perhatian sampai selesainya revolusi prancis. Keadaannya yang mendorong lahirnya pemikiran – pemikiran ini, karena kondisi tenaga kerja dan kejahatan persaingan bebas dan milik pribadi di Eropa waktu itu. Para ahli danpenulis utopis ingin membangun masyarakat yang mereka angankan yang jauh lebih baik dari realitas waktu itu. Dalam cerita – cerita roman digambarkan keadaan itu. Tapi hal itu hanyalah angan-angan semata.
Pada tahun 1623 terbit sebuah buku yang berjudul Nova atlands. Dalam buku ini digambarkan bahwa manusia telah bebas dari segala kebodohan, bebas dari segala kejahatan, dan mereka telah menemukan kebenaran.
Pada tahun yang sama terbit pula Civitas Solls (Negara Matahari), oleh Tomasso Campanella dari Italia. Dalam buku ini lebih mengutamakan peranan pendidikan yang diselenggarakan oleh negara. Budak dihapuskan, harta benda menjadi milik bersama, bekerja cukup empat jam. Buku ini dianggap para pengamat sangat mirip dengan Respublika karya Plato.
Sekitar tahun 1651, buku Oceana yang ditulis oleh lames Harrington. Buku ini dianggap perintis paham matrealisme historis. Ia membandingkan pemilikan lahan dengan sufat kerajaan, yakni monarki : untuk pemilikan lahan satu orang, Pemilikan lahan oleh beberapa orang disebut keadaan aristokrasi, dalam pemerintahan demokrasi setiap orang memiliki lahan. Harrington telah memilih bentuk demokrasi, dimana keseimbangan antara lembaga-lembaga kemasyarakatan terjamin.
·         Sosialisme Komunitas Bersama
Tokoh-tokoh dalam sosialisme komunitas bersama yaitu : Robert Owen (1771-1858), Charles Fourier (1772-1873), clan Louis Blanc (1811-1882). Menurut Robert Owen pada 1820-an banyak kejadian yang menyedihkan di inggris akibat tumbuhnya system pabrik, seperti pekerja anak-anak tanpa perlindungan, jam kerja yang panjang, tenaga keda terdesak oleh penggunaan mesin.
b.      Pemikiran Ekonomi karl Marx (1818-1883)
Karl Marx dilahirkan pada 5 Mei 1818, di kota Trevivorm (sekarang trier), Jerman. Ayahnya adalah seorang ahli hukum, sehingga Marx ikut mempelajari hukum ketika itu. Marx muda selalu bertanya pada dirinya sendiri : apa artinya hidup saya apa sesungguhnya tujuannya? Untuk menjawab pertanyaan ini Marx kemudian memutuskan untuk belajar filsafat, yang membuat orang tuanya menjadi marah karena khawatir akan masa depannya. Pemikiran-peemikiran ahli filsafat terkenal bernama Frederich Hegel (1770-1831), dipelajari oleh Marx, terutama pemikiran Hegel mengenai filsafat sejarah. Menurut Hegel kemajuan dan perkembangan manusia hanya disebabkan oleh konflik-konflik, peperangan-peperangan, revolusi, yaitu melalui perjuangan yang tertindas melawan penindasnya. Hegel tidak bisa bicara tentang perjuangan sosial, tetapi hanya mengenai perjuangan keagamaan. Ia tidak berfikir tentang perjuangan para pekerja menghadapi majikan mereka, antara rakyat tertindas melawan pemerintah penindas. Pemikiran ini hanya sampai pada konflik “kejiwaan”, yaitu perjuangan pikiran-pikiran.
Setelah Hegel meninggal dunia, pertentangan yang muncul diantara pengikutnya semakin meruncing dan berkembang menjadi “Hegelian Kiri” dan “Hegelian Kanan”. Yang kiri mempertahankan pemikiran-pemiiran maju dari guru mereka, sedangkan yang kanan bertahan pada segi-segi konservatif dan spiritual Hegel. Ludwig Feuerbach, seorang pendukung Hegelian kiri, ingin mempraktekkan teori Hegel. Ia menyangkal asal usul “suci”, dari kekuasaan kerajaan. Marx mendukung dan cocok 100% dengan Feuerbach.
Ternyata Marx memiliki gaya dan memiliki pemikiran lebih radikal, lebih jernih dan lebih praktis dari kaum Hegelian Kiri. Kaum Hegelian semakin dalam perdebatan filsafat dan teologi, yang menyebabkan Marx berusaha mencari pembaharuan dengan menerima pekerjaan pada surat kabar “Rhenish Gazette” pada tahun1942. Marx mengesankan dewan redaksi, sehingga dengan segera diangkat menjadi pemimpin redaksi. Namun dibawah pimpinannya koran tersebut ditutup oleh pemerintah. Jurnalisme politik menjadi hidup ditangan marx, dimana pers dijadikan alat untuk menyebarkan fikiran, mengkritik pemerintahan yang korup dan memasukkan dan menyebarkan pandangan-pandangan masyarakat tentang kesengsaraan luar biasa yang diderita oleh kalangan masyarakat tertentu.
Karl Marx menikah pada tanggal 12 juni 1843, dengan teman masa kecilnya Jenny von Westplahen, seorang gadis kaya dari keluarga ningrat. Ia menerima pekerjaan sebagai co-editor sebuah majalah radikal “Tranco-German Annals” bersama Arnold Ruge, seorang Hegelian Kiri. Majalah ini menimbulkan banyak masalah karena diperuntukkan bagi gerakan bawah tanah jerman. Persahabatan Marx dengan sesame orang Jerman, Frederich Engels (1820-1895), memiliki pengaruh yang sangat besar bagi dirinya. Mereka bertemu pada masa jayanya majalah “Annals”. Engels adalah anak seorang  pengusaha tekstil kaya. Ia meninggalkan Prusia pada tahun 1842 untuk bekerja sebagai agen ayahnya di Manchester. Engels dikenal dengan Hengelian kiri yang aktif. Kontak langsung dengan kelas pekerja yang miskin berpengaruh dalam dirinya. Engels menulis “Kondisi kehidupan kelas pekerja di inggris”, tahun  1845. Marx sangat terpukau oleh sebuah tulisan Engels tentang ekonomi yang dimuat di “Annals”. Mereka kemudian menjadi sahabat dan bertekad bekerja sama.
Marx benar-benar tidak disukai oleh pemerintah Prusia, sehingga pemerinah Prancis ditekan untuk mengusir Marx (1845). Marx pindah ke Brussel, tapi diusir lagi. Dalam revolusi 1848, ia kembali ke jerman mendirikan “New Rhenis Gazzete” bersama Engels. Marx  lalu dituduh menghasut pemberontakan bersenjata, namun ditolah oleh Hakim Cologne. Mei 1849, marx diusir sebagai orang tanpa kewarganegaraan. Dengan begitu ia menjadi warga negara dunia dan memulai masa pembuangannya di London. Sebelum mengungsi di London, Marx dan Engels ambil bagian dalam perkumpulan manusia bernama “ Liga Kaum Komunis” yang menugasi mereka mempersiapkan apa yang sekarang dikenal sebagai MANISFESTO KOMUNIS.
Meskipun dilanda kemiskinan, Marx menetap di London untuk seluruh sisa hidupnya. Tiga dari anaknya meninggal karena kekurangan obat. Tapi ia tegar, terus menulis buku dan artikel revolusioner untuk persurat-kabaran. Engels sering membantu Marx mengatasi kemiskinannya. Marx menerima sedikit warisan setelah mertuanya meninggal, yang digunakan untuk membayar hutang-hutangnya. Marx tidak pernah mempunyai pekerjaan tetap, pendapatan tetap, atau rekening bank. Tapia pa yang tidak diperoleh untuk keluarganya sendiri, ia malah memenangkan jutaan manusia melalui tulisan-tulisannya. Teori-teori Marx tidak punya dampak langsung atas perdebatan di dalam  gerakan buruh atau pikiran-pikiran lainnya, kecuali sesudah ia meninggal dunia tahun 1883. Begitulah nasib teori-teorinya mengenai nilai, nilai lebih, akumulasi, pemerasan dan pemiskinan. 25 tahun terakhir hidup Marx digunakan untuk mengerjakan karya besar : DAS KAPITAL, yang bahkan tidak sempat diselesaikannya. Yang pertama dari tiga jilid yang direncanakannya yang sempat diselesaikannya. Yang dua jilid lagi disusun dan diselesaikan olej Engels menurut catatan-catatan Marx. Tahun-tahun terakhir kehidupan Marx diliputi oleh penyakit dan kelamahan, dan pada tanggal 14 Maret 1883, Marx meninggal dunia dalam usia 65 tahun.
c.       Pembaharuan Terhadap Marxisme
Karya Marx banyak dikagumi dan dibaca orang. Hanya sayangnya, karena gaya tulisan Marx sangat rumit, dan membahas terlalu banyak facet (ekonomi, sosial, budaya, politik, moral, agama, falsafah, banyak tulisannya yang disalahtafsirkan, bahkan oleh pengikut-pengikutnya sendiri. Konon, karena tafsiran tentang pemikiran Marx banyak yang dilakukan secara keliru, Marx sendiri pernah mengatakan, “Dari apa saya diketahui, saya bukan Marxis”. Ini sekaligus merupakan peringatan bagi para pembaca agar  lebih hati-hati dalam membaca tentang teori-teori Marx, yang oleh berbagai pihak sering disalahtafsirkan.
Berbeda dengan kaum utopis, ajaran Marx hampir tidak memiliki rencana bagi masyarakat baru yang akan terjadi setelah para pekerja berhasil merebut kekuasaan. Marx membayangkan bahwa jika kaum pekerja berkuasa, maka kekeliruan system kapitalis dengan sendirinya akan berubah dan akhirnya proses evoluasi sosial akan berhenti. Marx tidak membayangkan suatu anti-tesis baru yang akan muncul bila kapitalisme telah runtuh. Dalam tulisan Marx jarang ditemukan tulisan perencanaan atau ulasan tentang distribusi pendapatan atau tentang uang dan harga, atau bagaimana suatu masyarakat sosialis akan menyelenggarakan investasi, menalokasikan sumberdaya, menghindari inflasi, atau menjalankan perdagangan luar negeri. Marx berpendapat bahwa masalah-masalah tersebut tidak memerlukan teori ekonomi dan kebijakan ekonomi tersendiri. Sehingga sebenarnya teori ekonomi Marx terutama bermaksud untuk mengkritik kapitalisme dan bukan mengenai kebujakan ekonomi.
§  Leninisme
Vladimir llich Lenin (1870-1924) adalah bapak pembangunan Rusia. Karya tulisnya cukup banyak. Dua karya tulis Lenin yang sangat penting adalah : The Development of Capitalism in Rusia (1965) dan Imperialism, the Highest Stage of Capitalism (1933). Sebelum tahun1917 ia lebih banyak menulis tentang politik revolusi. Selanjutnya, ia pun menulis tentang masalah-masalah praktis pemerintahan negara sosialis pertama. Ramalan Lenin adalah sosialisme akan muncul pertama kali di negara kapitalis yang paling lemah, bertolak belakang dari ramalan Marx bahwa kapitalis akan lebih jatuh dan digantikan oleh sosialisme di negara kapitalis paling maju.
2.      Pemikiran Ekonomi Kapitalis
a.      Leninisme
Kapitalisme Monopoli dan Imperialisme
Sebagai pengagum Marx, Lenin banyak mempelajari karya-karya Marx. Karya-karya Marx tersebut kemudian dimodifikasinya untuk membangun masyarakat sosialis di Rusia. Yang paling diminatinya adalah tentang tahapan terakhir kapitalisme, yang disebutnya sebagai kapitalisme monopoli dan tentang imperialism. Menurut Lenin, kapitalisme pada tahap akhir akan mengarah ke monopoli. Negara kapitalis monopoli akan didominasi oleh perusahaan-perusahaan atas basis internasional. Bangkitnya monopoli sebagai organisasi ekonomi dominan merupakan pertanda bagi tahap akhir kapitalisme.
Lenin menguraikan beberapa karasteristik kapitalisme monopoli sebagai berikut :
·         Konsentrasi produksi di tangan industry yang semakin sedikit jumlahnya.
·         Merger(penggabungan) finansil dan kapital industry, sewaktu bank-bank dan lembaga-lembaga finansil semakin menguasai control atas alokasi sumber-sumber modal.
·         Bangkinya ekspor capital (dan bukannya komoditas) sebagai bentuk utama pertukaran internasional.
·         Pembagian dunia ke dalam lingkung ekonomi dipengaruhi dan dikontrol oleh kapitalis monopoli.
·         Pembagian lebih lanjut (sub-divisi) dunia kedalam lingkungan politik yang dipengaruhi oleh pemerintahan negara-negara kapitalis mapan.
Teori Pembangunan Yang tak Imbang
Teori pembangunan yang tak imbang adalah batu loncatan analisis Lenin tentang tempat kejadian.revolusi proletariat. Menurut Lenin, pertumbuhan di setiap negara tidak sama, termasuk di negara-negara kapitalis. Negara-negara kapitalis baru (seperti Amerika Serikat) akan mengalami pertumbuhan yang sangat tinggi.
Konflik militer dan peperangan akan memperlemah kekuatan negara-negara imperialis. Melemahnya kekuatan negara-negara imperialis akan mendorong negara-negara jajahan bangkit melawan negara aggressor kemungkinan besar akan terjadi di negara imperialis yang paling lemah. Lebih jauh lagi menurut Lenin keadaan di Rusia awal abad ke-20 sangat cocok bagi terjadinya revolusi sosial. Negara Rusia waktu itu merupakan kombinasi yang pas antara negara kapitalis matang, tetapi terlemah diantara negara-negara kapitalis. Berdasarkan argumentasi diatas Lenin kemudian melancarkan revolusi Bolshevik tahun 1917 di Rusia, dan berhasil mendirikan negara sosialis atau komunis pertama didunia. Lenin juga pendiri partai komunis pertama didunia, yaitu partai Bolshevik itu tadi. Dibawah Lenin, Rusia kemudian menjadi Unisoviet adalah negara pertama yang melaksanakan pembangunan melalui perencanaan terpusat.
b.      Revisionisme
Sebagaimana diketahui, pemikiran-pemikiran sosialis sesudah Marx dan Engels berfokus pada dua tema. Tema pertama ialah tentang kemungkinan alokasi sumberdaya yang efisien dalam suatu perekonomian sosialis pasar. Tema kedua adalah kemungkinan perubahan  kapitalisme menjadi sosialisme tanpa melalui revolusi kekerasan. Pakar-pakar sosialis yang menganggap kejatuhan kapitalisme tidak harus melalui revolusi kekerasan inilah yang diklasifikasikan sebagai aliran pemikir revisionis. Karena pemikiran-pemikiran mereka berbeda dan ada deviasinya dengan Marxisme mereka kadang-kadang disebut juga deviationists.
Edward Bemstein (1850-1932) seorang anggota gerakan sosial demokratik jerman adalah kawan dekat angels. Menurut Bernstein revolusi plotariat selain tidak diperlukan juga kemungkinan terjadinya sangat kecil. Dengan melibatkan diri sebagai serikat Pemburuhan, kondisi kaum buruh akan membaik. Dengan membaiknya kondisi kaum buruh konflik antara kaum kapitalis buruh akan lemah. Kaum buruh yang tingkat kesejahteraannya membaik tidak mempunyai alasan untuk melakukan revolusi untuk menjatuhkan kaum kapitalis. Lebih lanjut menurut Bernstein dengan semakin baiknya pendidikan masyarakat dan dilakukannya pencerahan serta ditingkannya nilai-nilai demokrasi. Kejahatan atau keburukan kapitalisme secara pelan-pelan dan berangsur-angsur akan berkurang dengan sendirinya.
Tokoh revisionis lain adalah Mikhail Tugan-Baranovsky (1865-1919). Tugan dengan tegas berani mengatakan bahwa teori Marx tentang krisis kejatuhan kapitalisme keliru. Menurut Tugan teori Marx tentang kecenderungan penurunan tingkat laba tidak kuat. Disamping itu, ia melihat bahwa kelebihan produksi dan kekurangan konsumsi tidak akan menjadi masalah serius dinegara-negara kapitalis maju. Menurut Togan suatu kelompok masyarakat tidak akan pernah mendapatkan sosialisme sebagai hadiah buta dari kekuatan-kekuatan elementer ekonomi begitu saja. Sebaliknya, masyarakat tersebut harus bekerja pelan-pelan dan melalui tahap demi tahap yang terencana bagi pengadopsian sosialisme tanpa melalui jalan revolusi kekerasan.
Karl Kautsky (1854-1938) pada awalnya adalah pengikut Marxisme Ortodox. Kenyataanya adalah Kautsky yang melakukan serangan balik pertama atas revisi Bernstein tentang teori-teori Marx. Lebih lanjut tahun 1902 ia memformulasikan pandangannya bahwa suatu depresi yang kronis akan mendorong kaum pekerja memilih alternative sosialisme dan bahwa reformasi sosial tidak akan menghentikan antagonism kelas-kelas masyarakat.
c.       Aliran Kiri Baru (The New Left)
Aliran Kiri Baru mulai bangkit. Pemikiran-pemikiran serta gagasan-gagasan mereka menapat sambutan di Amerika Serikat dan Eropa Barat pertengahan tahun 60-an. Aliran ini sangat dipengaruhi oleh aliran sosialis yang berbeda-beda, mulai dari marxisme ortodox hingga kaum radikal yang melakukan sering kritik terhadap kapitalisme, dan mendapat sambutan di Eropa Barat dan Amerika. Perhatian terhadap Marxisme kembali bangkit dengan terbitnya buku Monopoly Capital oleh Paul Baran dan Paul Sweezy tahun 1966. Buku ini menaruh perhatian besar pada perusahaan besar atau konglomerat yang berperilaku monopolistic.
KESIMPULAN
            Setelah saya membaca isi dari mazhab atau pemikiran sosialis dan kapitalis saya mengetahui atau dapat menyimpulkan bahwa pemikiran sosialis lebih mengarah kepada teori Karl Marx yang memiliki pemikiran lebih radikal, lebih jernih dan lebih praktis dari kaum Hegelian kiri. Namun Marx masuk bekerja di majalah banyak yang menentang dan akhirnya Marx diusir dari beberapa negara. Karena kesabaran nya Marx akhinya menetap di London  dan marx meninggal dunia di usia 65 tahun. Kemudian ramalan Marx bahwa negara sosialis pertama akan timbul di negara kapitalis paling maju, Misalnya Inggris, Amerika atau Jerman, yang terjadi justru sebaliknya. Pengikut-pengikut Marxis Ortodox merebut kekuasaan politik di Rusia yang semifeodal, suatu negara yang jauh sekali dari bayangan Marx. Teori perjuangan kelas Marx juga dinilai kurang solid. Di negara - negara kapitalis tidak ada perlakuan pengusaha yang melampaui batas mengeksploitasi kaum buruh sebagaimana dikhawatirkan Marx. Dari berbagai aliran sosialis hanya pemikiran-pemikiran kaum reformis yang lebih mendekati trak yang benar. Ramalan dan pemikiran-pemikiran dari aliran-aliran lain banyak yang tidak terbukti dalam kenyataan. Kurangnya bukti tentang teori-teori mereka dengan sendirinya dengan menghendaki dilakukannya revisi yang cukup substansial terhadap teori-teori mereka.

REFERENSI
1.      Perkembangan Pemikiran Ekonomi, Deliarnov, Edisi Revisi, Rajawali Pers, Jakarta, 1995.
2.      Perkembangan Pemikiran Ekonomi, Somitro Djojohadikusumo, Yayasan Obor Indonesia,      Jakarta, 1991.
3.      Sejarah Pemikiran Ekonomi. Dr. Nurimansyah Hasibuan, Penerbit Karunia Jakarta, Universitas Terbuka, 1993.
4.      Pemikiran Para Pakar Ekonomi Terkemuka: dari Aristoteles hingga Keynes, Georgle Soul, Terj. Gilarso, T., Kanisisus, Yogyakarta, 1994.
5.      Perkembangan pemikiran ekonomi,edis revisi deliarnov,PT RajaGrafindo persada,Jakarta
6.      Dr.Boediono ,1981,teoripertumbuhanekonomi , BPFE, Yogyakarta
7.      Diktat sejarahperkembangan system ekonomi, Diana Sulianti. Tobing SE msi, feunej, 2009
8.      Hatta:muhamad 1982:alam pikiran yunani tintamas.jakarta
9.      Soule ,George .1994.pemikir pakarekonomiterkemuka. Yogyakarta .komsus

10.  Pressman,stive.2002.lima puluhpemikirekonomidunia. jakarta. Raya grafinda persada